Bella baru aja mencak-mencak karena sinetron India favoritnya lagi super cheessy. Well, dia emang cewek yang super cheessy jadi wajar kalau hobinya yang beginian.
Bella juga baru aja ngangkat galon Aqua dari Lantai 1 kos ke Lantai 2.
Dan sekarang Bella lagi mau curcol seperti biasa di Blog ini, karena dia tahu ngga ada tempat yang tepat untuk mencurahkan apa yang sedang dia rasakan. Karena satu dan beberapa hal, yang mau di curcolin juga gak jauh-jauh dari topik yang selalu dibahas di Blog ini sejak 2010 :P .
Anyway, Bella sekarang udah 20 tahun; mahasiswi akhir yang udah merasakan beban pertanyaan "kapan selesai, Net?" ; punya banyak pengalaman dan kisah yang baru; tapi tetep masih belum bisa lupain yang dulu.
Dia juga ngga tahu kenapa susah banget untuk melupakan seseorang dari masa lalunya itu. Rasanya, setiap hal selalu bisa dikaitkan dengan orang itu. Misalnya, ketika lagi bersihin muka sebelum tidur, ia akan ingat bahwa alasan dia mulai membersihkan wajah sebelum tidur adalah orang itu.
"Mamak ngga suka sama cewek yang mukanya ga bersih," katanya 5 tahun yang lalu. Dan karena itulah Bella memulai kebiasaan ini dan kebawa sampai sekarang. Dimanapun, kapanpun, entah lagi ngecamp di pantai atau gunung atau bobok di kosan temen, dia bakal selalu bersihin muka sebelum tidur.
Kali ini bukan untuk mengimpress siapapun, tapi karena dia tahu bahwa cewek emang seharusnya punya muka yang bersih (padahal sekarang doi lagi jerawatan (': )
Misalnya lagi, ketika dia lagi berada di Semester Keramat (Semester 5 & 6) dimana Bella bisa gak tidur-tidur berapa hari karena garap laporan. Bakal ngerjain tugas di luar kosan sampe tengah malam atau bahkan pagi (biasanya di McD dari menu Super Panas sampai menu Breakfast) atau kadang membelah jalanan Jogja jam 3 pagi pakai motor. Dia akan ingat bahwa orang itu cukup protektif pada dirinya, ketika mereka masih bersama dulu. Kerap kali mereka bertengkar karena Bella yang pulang kemalaman (jam 8 atau 9 malam) karena diskusi di tempat Bimbel.
Selain itu, setiap kali Bella mengerjakan tugas sampai larut malam, orang itu akan selalu menunggunya namun tidak menganggunya.
"Kerjain dulu ya, nanti aku telfon kalau udah selesai," katanya hampir setiap hari, 4 tahun yang lalu. Reward yang selalu bisa bikin Bella lupa atas kelelahannya.
Kali ini reward yang di dapat oleh Bella memang bukan telfon dari orang itu, tapi Bella mendapatkan reward berupa stargazing, ngecamp di pantai, karokean, liburan, skypean dari orang-orang baru.
Tapi, kadang, yang dia butuhkan adalah orang itu. Alunan gitar dari orang itu. Suara orang itu dengan logatnya yang sangat khas. Cara orang itu mengacak rambutnya dan "Ih manja kali sih," sebelum menuruti keinginan konyolnya.
Kadang, ketika rindu udah sampai di titik puncak, tidak ada hal yang bisa dilakukannya selain berdoa dan mengungkapkan segalanya dalam Blog ini. Tidak ada harapan agar orang itu membaca ini, namun sebagai pengingat aja bahwa rindu bisa semenyiksa ini.
Egois memang ketika Bella sering memikirkan jika ia masih bersama dengan orang itu, maka ia akan melewati segalanya dengan mudah. Ia punya tempat cerita yang tetap. Ia punya pengingat yang tetap. Semua yang tetap akan mempermudah segalanya, bukan?
Tapi, dimana Bella ketika orang itu membutuhkannya dulu? Dimana Bella saat orang itu harus melalui hari-hari yang kelam karena kepergian Ayahnya? Dimana Bella saat orang itu berjuang keras menyelesaikan tugas akhirnya? Bukan Bella yang ada dalam setiap proses itu. Jadi, Bella sadar bahwa ia tidak berhak untuk mendapatkan kesempatan bersama dengan orang itu lagi.
Rindu bukan berarti harus bersama lagi, kan? Bella tahu itu.
Percayalah, ia sudah berusaha membuka hati untuk orang lain. Ia sudah melalui banyak kisah romantis. Ia juga sudah merasakan banyak sakit hati. Bukan, bukan karena ini lalu ia merasa rindu dengan orang itu. Masalahnya adalah, ia menemukan dirinya belum bisa mencintai orang lain sebesar dia mencintai orang itu. Mungkin belum ketemu orang yang tepat. Benar juga.
Tapi, inilah yang menjadi ketakutannya. Ia takut ketika ia harus terjebak dalam suatu hubungan dengan orang lain, tetapi ia masih seperti sekarang ini. Masih belum bisa ngelupain yang dulu.
Ia takut terjebak dengan orang yang ia cintai namun tidak 100%. Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa ia tidak pernah benar-benar jadian dengan orang lain.
Di mainin gitar sama orang lain? Udah.
Telfonan sampai pagi sama orang lain? Udah.
Dimanjain kalau lagi dapet sama orang lain? Udah.
Tapi rasanya beda. Dan ia sadar bahwa orang itu masih menjadi tolak ukur untuk segala yang dilakukan oleh orang lain pada dirinya.
Ia juga tahu bahwa tidak ada yang lebih menyiksa daripada menjalin hubungan dengan seseorang tetapi kita memikirkan orang lain. Hal itu tampak lebih menyiksa daripada memendam rindu seperti ini, hmm? :,)
Rindu bukan berarti harus bersama lagi, kan? Bella tahu itu, makanya dia menulis lagi di Blog ini setelah satu tahun dan memakai sudut pandang orang ketiga dengan nama Bella dan bukan Anet karena.. hm.. lagi pengen aja :D
nb : Rindu emang bukan berarti harus bersama lagi. Tapi, setelah menimbun begitu banyak rindu, bayangkan seerat apa Bella akan memelukmu; semanja apa Bella yang hampir 21 tahun ini jika... ah :,)