Pages

Jumat, 26 November 2010

moving on

"Eh Ces, aku udah jadian loh sama dia. hehe." Kata Rio sambil menerawang keatas,menatap langit malam yang sedikit mendung.

"Ohya? bagus dong. gimana ceritanya?" Jawabku ceria. Aku senang mendapat kabar bahwa Rio udah jadian sama Helen. Cewek pujaan hatinya.

"Baru tadi loh. hehe."

"Gila! ceritain sekarang! Cesya penasaran banget."

Dia mengacak rambutku "Udah mendung, bentar lagi hujan. mending masuk gih." Katanya.

Ya, Aku dan Rio lagi tiduran di taman. Taman didekat rumah.

Aku masih ingat, seminggu yang lalu dia beserta papa dan mamanya datang kerumahku berkunjung sebagai seorang tetangga baru.

Rio baru pindah kesini seminggu yang lalu, tapi kami dekat baru 2 hari yang lalu.

Waktu mereka datang kerumahku, aku lagi sibuk ngerjain tugas deadline jadi gak begitu peduliin mereka. Aku tetap stay di depan komputer di dekat ruang tamu sedangkan papa sama mama malah sibuk bercakap-cakap dengan mereka.

Pas di sekolahan, beberapa kali Rio sempat menatapku dan tersenyum tapi aku malah cuek. Aku gak begitu peduli sama dia karena dia juga abang kelasku, dia kelas 12.

Tapi, sejak dia mengantarku pulang waktu aku gak di jemput, aku mulai sedikit merubah sikap aku ke dia. ternyata dia anaknya asik kok, dalam jangka waktu 2 hari aja kami udah bisa sedekat sekarang.

sering curhat-curhatan bareng, sering pulang bareng, dan banyak lagi hal yang udah kami lakuin selama 2 hari itu. Dan dalam jangka waktu 2 hari itu, Rio udah cerita banyak tentang Helen ke aku. Gimana baiknya dia, gimana perhatiannya dia ke Rio, gimana cantiknya dia, dan aku senang dengarnya. aku senang dengar Rio cerita tentang Helen ke aku.

terkadang aku pengen melihat sosok Helen itu seperti apa, soalnya Helen ga satu sekolah sama kami. Helen sekolah di sekolahnya Rio dulu, disitu mereka kenal. Terkadang aku tertawa kalau mendengar gimana cerita Rio dan Helen dulu waktu masih satu sekolahan bareng. saling malu-malu, di goda-godain sama temen-temen dan lucunya sampai satu sekolahan tau kalau Rio naksir sama Helen.

Helen termasuk salah satu cewek yang wanted soalnya, ini kata Rio sih. Jadi, aku sekarang gak bisa nyembunyiin rasa senang aku dengar kabar kalau mereka udah jadian. Aku senang banget!!

"Yaahh. Cesya mau denger ceritanya sekarang." Jawabku manja.

Satu lagi, aku suka manja-manja sama Rio. Ntah kenapa.

"Iih Cesya, denger aku. Ini udah mau hujan,ntar kamu sakit gimana?"

"Yauda deh." Aku berdiri hendak pergi tapi kemudian Rio menahan tanganku.

"Ngambek?" Katanya sambil berdiri juga. Aku menggeleng tapi sambil manyun. Hal yang selalu aku lakuin kalau aku lagi kesel. "Aku tau kamu kesel." Sambungnya.

"Enggak kok." Jawabku cepat.

"Hmm.." Dia mencubit pipiku. "Mau aku antar?" Katanya lagi.

"Ya ya, terserah Rio aja."

Rio langsung menarik tanganku dan mengantarku pulang. Sebenarnya, jarak taman ke rumah kami deket banget. Jadi kami berjalan kaki. Setelah sampai di rumahku, aku membuka gerbang dan masuk kedalam. "Makasi ya." Kataku kepada Rio.

"Cuma gitu?" Tanya nya.

"Ha?" Aku bingung.

"Masa cuma segitu doang. Bilang makasihnya juga gak ikhlas,huh." Jawabnya dengan suara dibuat kesal.

"Jadi maunya gimana?" Tanyaku.

"Senyum dong."

Aku mendesah nafas dan tersenyum padanya.

"Nanti kalau udah sampe rumah aku telfon deh, ntar aku ceritain semua sama kamu. Tapi janji jangan ngambek lagi. Ya?"

Kali ini aku senyum beneran, tanpa ada unsur paksaan. "Oke."

"Daaaah Cesya." Katanya mengacak rambutku dan berjalan pergi.

**

"Rio!! Tau lagu More Than Words gak?" Tanyaku ketika kami di taman. Uda jam 6 sore dan di taman ini selalu banyak angin. Sejuk. Itu alasannya kenapa aku sama Rio hampir tiap hari duduk disini.

"Haha, tau dong. Kenapa?"

"Cesya suka sama lagu itu. Tau ga? Cesya sampe berkhayal kalau suatu saat nanti ada cowok yang mainin Cesya lagu itu. Waaa, so sweet kan?"

"Masi kecil woy! Belajar dulu yang bener, jangan berkhayal mulu. Haha."

"Rio apaan sih.. Apa salahnya berkhayal kan?"

"Ckck.." Rio mendecak lidah sambil geleng-geleng kepala. Aku berdiri. "Cesya janji, kalau ada cowok yang mainin lagu itu buat Cesya bakalan Cesya peluk sampe erat." Kataku dengan satu tangan di dada dan satu tangannya lagi keatas.

"Cesya uda ahh." Kata Rio.

"Kenapa sih? Rio ga suka?" Jawabku.

"Bukannya gitu. Tapi itu berlebihan tauk."

"Menurut Cesya engga kok, week." Balasku sambil menjulurkan lidah.

"Eh, nantang nih?" Jawab Rio.

"Iya, weeeeeeeek."

"Aku gelitikin baru tau rasa."

"Gelitikin aja kalau bisaa. weeeeeeeek."

Rio pun berdiri dan mengejarku, akhirnya kami kejar-kejaran di tengah Taman itu. Ahh, ntah kenapa aku merasa senang.

**

"Cesyaaaa!! Ada Rio tuh di luar!!" Kata mama dari luar. Aku yang lagi di kamar main laptop sambil denger headset gak dengar apa yang mama bilang tadi.

Sampai akhirnya mama masuk ke kamarku "Cesyaa, ada Rio tuh di luar. Kamu di panggilin daritadi kok ga nyahut?" Kata mama.

"Hehe, denger headset tadi ma. Sori yaaa." Kataku sambil berjalan menuju pintu kamar dan masih sempat mencium pipi mama sebagai permintaan maaf.

Aku berjalan keluar dan melihat Rio nyender di pagar, cakep banget. Eh,apa ini? kok aku malah bilang Rio cakep? hahaha, ilusi!

"Ngapain kesini malam-malam?" Tanyaku blak-blakan.

"Ih? Ga boleh rupanya?"

"Hehe, becanda doang tadi."

"Haha, kamu bisa ikut aku gak?"

"Kemana?"

"Bentar ajaa. bisa?"

"Kemana dulu?"

"Ikut aja, aku gabakal macam-macam kok."

"Okedeh."

"Tapi ada syaratnya.."

"Tunggu dulu. Rio yang ngajak Cesya pergi tapi kok kamu juga yang ngasi syarat? harusnya Cesya tauk."

"Hmm.. mau apa engga nih?"

"Mau gak yaa?"

"Cesya serius dong."

"Iya iyaa, Cesya mau. Apa syaratnya?"

"Matanya ditutup yaa, pake ini." Kata Rio sambil menunjukkan sapu tangan hitam yang lumayan panjang.

"Ck, yadeh." Jawabku pasrah dan aku melihat Rio cengir. Dia menutup mataku dan menuntunku berjalan. Aku gak tau mau dibawa kemana, gelap.

"Udah sampe belom?" Tanya ku.

"Ntar lagi, tunggu yaa. Hm, kamu berdiri disini. Jangan bergerak. Oke?" Kata Rio dan melepas tangannya yang memegang bahuku.

"Yaaah, Rio Rio! Kamu kemana? Jangan tinggalin Cesya dong." Jawabku panik.

"Aku masih disini Cesya, kamu tenang aja. Diam disitu." Kata Rio dan aku diam. Aku menutup mulutku dan gak banyak tanya lagi. Tiba-tiba jantungku berdegup sangat kencang, aku gak tau kenapa. Kayaknya bakalan ada suatu hal yang aneh yang akan terjadi sekarang. Aku punya keinginan besar untuk melepas sapu tangan yang menutup mataku ini, tapi masih ada sedikit keraguan. Hati kecilku bilang kalau ini gak apa-apa, aku gak usa khawatir.

Tiba-tiba aku mendengar petikan gitar. Lagu ini familiar banget, lagu ini adalah lagu yang hampir tiap hari aku dengar. lagu ini lagu yang aku suka. lagu ini lagu yang aku pengen seorang cowok memainkannya dan lagu ini juga yang buat aku berani berjanji sama diri sendiri bakalan meluk siapapun cowok yang mainin lagu ini. Yaa, lagu itu 'More Than Words"

Aku suka sama petikan gitarnya, aku suka! Aku mendekap mulutku, aku ingin teriak tapi aku berusaha menahannya.

saying i love you

is not the words i want to hear from you

is not there are won't you

not to say but if you only knew

how easy

it would be to show me how you feel

more than words

is all you have to do to make it real

than you wouldn't have to say

that you love me

cause i already know

Aku membuka penutup mataku dan aku shock. Di depanku, Rio duduk dirumput sambil memetik gitarnya dan bernyanyi. Dia memainkan lagu 'More Than Words' buatku. Maksudnya apa? Aku gak ngerti. Tapi kalau boleh jujur, aku senang! senang kali karena akhirnya aku bisa ngeliat seorang cowok mainin aku lagu yang ku suka.

Rio menatapku dan dia tersenyum.

"Suka?"

"Banget."

"Bener?"

"Iya."

"Mau aku lanjutin?"

"Mau."

"Sini duduk di samping aku. Aku yang main gitar kamu yang nyanyi ya."

Spontan aku memeluk Rio, aku memeluknya eraaaaaaaaaaaat kali sampai-sampai dia memberhentikan permainan gitarnya dan membiarkan aku memeluknya. "Ces?"

"Cesya seneng Rio mainin lagu itu, seneng banget. dan Cesya udah pernah janji sama diri sendiri bakalan meluk orang yang mainin lagu itu buat Cesya. Jadi tandanya Cesya harus meluk Rio, supaya Cesya bisa menuhin janji Cesya." Air mata bergulir dari pipiku, aku terharu. "Cesya sayang Rio."

**

Semuanya berlalu cepat, gak terasa aku sama Rio udah sebulan dekat. Udah sebulan menjalani hubungan sebagai seorang 'Teman Baik'. Semenjak Rio mainin lagu More Than Words itu, aku mulai merasakan ada yang beda dengan perasaanku. Kenapa tiap malam aku selalu pengen di telfon sama Rio? Kenapa aku langsung kecarian kalau Rio gak ada sms aku? Kenapa aku jadi pengen lebih di manjain sama Rio? dan yang paling aneh, kenapa aku mulai ga suka kalau Rio cerita tentang Helen? Kenapa?

Apa ini tandanya kalau aku mulai suka sama Rio? God please. Aku gak mau merusak hubungan Rio sama Helen, jangan biarkan aku punya rasa kayak gini. Aku dan Rio cukup jadi teman, jangan buat aku merasakan perasaan yang lebih. Jangan buat aku sayang sama Rio karena kalau itu terjadi, aku tau aku bakalan sakit. Aku tau betapa sayangnya Rio sama Helen. Hampir tiap hari yang Rio bilang itu cuma "Tau gak Ces? Aku sayang banget sama Helen. Aku gak mau pisah dari dia."

Dulu aku emang seneng denger Rio cerita tentang Helen, tapi sekarang? Kok jadi sakit? Kenapa bawaanku selalu sedih kalau Rio nelfon aku dan cerita tentang apa yang dilakuin Helen untuknya hari ini. Aku udah coba senyum, tapi tetep gakbisa. Mungkin aku emang beneran sayang sama Rio.

"Kalau aku perhatiin kenapa sih Cesya akhir-akhir ini jadi murung terus?" Tanya Rio pas kami lagi duduk di taman. Aku menggeleng.

"Hmm.. Tatap mata aku." katanya sambil merengkuh pipiku. Dia menatapku. menatapku sangat dalam dan apa yang terjadi? Mataku mulai berair dan air mata menetes. "Ga mungkin kamu gak kenapa-kenapa. Buktinya sekarang aja nangis. Kamu kenapa Cesya?" Katanya sambil mengusap air mataku dengan jarinya yang lembut, aku tetap diam tak bergeming dan air mata terus mengalir. "Jangan di hapus. Kalau di hapus makin banyak yang keluar." Kataku menyuruh Rio berhenti menghapus air mataku. Rio menatapku lembut dan aku menunduk,aku tak kuat.

"Eh, gimana kamu sama Helen?" tanyaku berusaha terlihat biasa padahal hatiku tersayat mengatakan hal itu. Rio menunduk dan mukanya sedih. "Kami lagi berantam."

"Kenapa?"

"Karena aku tadi gak bisa jemput dia di sekolahan."

"Oh."

Suasana begitu dingin. Ntah karena malam ini mendung lagi atau emang karena kami yang membuatnya menjadi dingin.

"Hubungi dia." Jawabku perih. "Hubungi Helen dan minta maaf. Katakan semuanya dengan jujur kenapa kamu gak bisa jemput dia tadi, Cesya yakin Helen pasti ngerti." Sambungku.

"Rio mengangkat kepalanya dan menatap mataku lagi. "Kamu benar Ces, aku harus hubungi dia dan minta maaf. Makasi yaa,hehe." Katanya sambil beranjak berdiri dan berjalan pulang. Dia tidak mempedulikan aku yang duduk disini sendiri. Dia tidak mengajakku untuk pulang sama atau apapun. Air mata menetes lagi. Hm, mungkin emang bagi Rio yang penting itu Helen bukan aku. Aku cuma temen yang selalu ada buat dia untuk ngasi solusi kalau dia lagi ada masalah sama Helen. Hanya itu.

tik..tik..tik

Hujan mulai menetes dan aku masih tetap diam di atas rumput, memeluk kedua kakiku dan menunduk. Aku mau disini aja. Aku mau menangis di tengah hujan biar gak ada yang tau kalau aku lagi nangis.

Hujan semakin deras dan aku mulai merasa kedinginan. aku cuma pakai kaos dan hot pants. mungkin sebentar lagi aku bakalan sakit, atau pingsan atau mati. Mungkin bagi kalian yang gak ngerasain apa yang aku rasa sekarang menganggap aku terlalu lebay. Tapi ini gak segampang yang kalian fikirkan. Pernah gak berada didalam suatu posisi sesulit ini? Susah jelasinnya. Yang pasti sekarang aku mau menangis, nangis sepuasnya!!

Angin kencang dan hujan deras menerpa tubuhku yang gemetaran di tengah taman. Gak ada yang peduliin aku, hebat. Aku merasa sendiri, sangat sendiri. Wajahku penuh dengan air. Ntah itu air hujan atau air mata, semuanya tercampur.

Aku gak tau udah berapa lama duduk ditengah hujan, aku gak tau udah berapa lama aku menyiksa diri sendiri kayak gini. Yang pasti aku merasa kalau ini udah sangat lama, kepalaku mulai berat dan aku oyong. Untuk berdiri pun aku udah gak sanggup, rasanya pengen tidur disini aja.

Hujan berhenti.

Aku tetap diam.

Aku udah persis seperti orang gila.

Aku mulai gak bisa melihat dengan normal, semua yang kulihat seperti ada 2. Mungkin ini efek dari kelamaan nangis dan kedinginan. Ahh, ntahlah.

"Cesyaa?? Cesyaa? Kamu dimanaa??"

Suara itu.. Suara itu yang pengen aku dengar sekarang. Pemilik suara itu yang aku inginkan sekarang.

"Cesya kok disini sih? Kok bisa basah? Cesya.. Lihat aku!"

Akhirnya.. Akhirnya dia datang. Akhirnya dia menemukanku disini, akhirnya dia tau kalau aku lagi butuh dia sekarang. Dia mengangkat wajahku dan akhirnya aku bisa melihat wajahnya. Wajah Rio. "Kamu harus pulang." Katanya. Aku menggeleng. Aku gak sanggup bicara. "Apasih menggeleng? Ha? Kamu mau lebih lama lagi disini? Kamu mau mati?" Sambung Rio. Aku mengangguk dan semuanya gelap.

**

Aku membuka mataku yang lumayan berat dan melihat langit-langit kamarku. Aku udah di kamar, tapi kenapa kepalaku sakit? badanku juga sakit semua. apa yang terjadi semalam? Aku benar-benar lupa.

"Yatuhan Cesya! Kamu ngapain sih semalam itu main hujan di taman? Ha?" Mama tiba-tiba nyelonong masuk ke kamarku dan akhirnya aku ingat apa yang aku lakuin semalam. "Hehe, maklum lah ma. Cesya kan MKKB." Jawabku seadanya.

"MKKB?" Tanya mama bingung.

"Masa Kecil Kurang Bahagia ma,hehehe."

"Apaan sih kamu. Hm, kamu kenapa sayang? ada masalah ya? ga mau cerita sama mama?" Tanya mama lembut.

Spontan mataku memerah lagi dan air mata menetes lagi.Yatuhan, aku baru tau kalau aku lemah. Aku mengangkat tubuhku dan bersender di kepala tempat tidur dan menceritakan semuanya sama mama.

"Lucu deh ma, masa Cesya nangis gara-gara mikirin Rio sama Helen. Kenapa ya ma, kok kayaknya Cesya itu bawaanya nangis mulu kalau denger Rio cerita tentang Helen, terus kalau Rio curhat mengenai masalah dia sama Helen. Kenapa ya ma? Padahal dulu Cesya senang banget denger Rio cerita tentang Helen, bahkan nih ma dulu itu Cesya yang selalu nanya 'gimana sama Helen?' tapi sekarang kok jadi beda ma? malah Cesya sampai gak mau nerima kenyataan kalau Rio itu udah pacaran sama Helen, kalau Rio itu udah ada yang punya, kalau Rio itu sayang sama Helen dan gak mau pisah sama Helen, kalau Rio cinta mati sama Helen, kalau Rio perhatian banget sama Helen, kalau Rio rela berkorban demi Helen dan bukan buat Cesya." Aku mulai menangis lagi. Dan mama tersenyum lembut sambil mengelus-elus kepalaku.

"Jawabannya simple sayang."

"Apa ma?"

"Cesya sayang sama Rio."

"Tapi ga mungkin ma.."

"Apanya yang ga mungkin? Mungkin aja loh. Mama liat gimana hubungan kalian selama ini, gimana dekatnya kalian dan kamu tau? Mama udah bisa prediksi kalau kamu bakalan sayang sama Rio. tapi Cesya, kamu juga harus ngerti kalau Rio udah punya pacar.." Air mataku mengalir deras. "Rio udah ada yang punya tapi itu gak menutup kemungkinan kalau dia gak sayang sama kamu. Mama yakin kok Rio juga sayang sama kamu tapi mungkin bukan sebagai pacar, mungkin hanya sebagai teman dekat. Lagian Rio juga duluan kenal sama Helen dan Rio udah lama ngejar Helen, kamu gak bakal bisa secepat itu buat hubungan mereka putus dan mama gak mau kalau gara-gara kamu hubungan mereka rusak ya."

"Jadi Cesya harus gimana ma?"

"Kamu ngaku kalau kamu sayang sama Rio dan jalani kehidupan kalian seperti biasa. kalau mengenai hubungan dia sama Helen gak perlu kamu pikirin lagi sayang, itu urusan mereka dan kamu gak berhak ikut campur. kalau kamu gak tau perkembangan hubungan mereka atau kamu gak tau apa-apa lagi mengenai Helen, mama yakin kamu pasti bisa bangkit. Rasa sayang kita sama orang gak harus buat orang itu jadi pacar kita, bisa jadi kakak,adek atau sahabat. ngerti sayang?" Aku mengangguk dan mengusap air mataku, mendengar penjelasan mama tadi aku udah ngambil keputusan kalau...

**

Hari ini juga aku mengemas semua barangku, aku udah ngambil keputusan ini dan semoga aku gak nyesal. Aku akan ikut Tante Mira ke Belanda, buat ngelupain masalah ini. Cuma setahun kok, aku yakin setelah aku kembali nanti semuanya akan baik,semuanya akan kayak dulu. awalnya emang mama sama papa agak keberatan tapi daripada aku stress disini gara-gara melihat mereka? akhirnya papa sama mama ngijinin aku untuk berangkat besok.

Rio? Sejak semalam dia belum ada hubungi aku apa-apa dan aku juga gak berusaha untuk hubungin dia duluan. Sedih. Sedih banget ngingat kalau setahun kedepan aku gak bakal liat muka Rio lagi, aku gak bisa bareng Rio lagi di taman, aku gak bisa denger Rio main More Than Words lagi tiap malam, aku gak bisa manja sama dia lagi. Tapi aku udah berkomitmen kalau aku harus bisa, mereka berdua udah bahagia. Jangan gara-gara aku mereka jadi runyam, kalau Rio bahagia aku juga bakalan bahagia kok.

Semua barang udah aku masukin ke koper dan besok tinggal berangkat.

Aku ingin melihat taman yang penuh kenangan antara aku dan Rio untuk terakhir kali, aku berjalan sendiri menuju taman itu. Sesampainya disana aku gak bisa nahan air mata lagi, aku ngeliat Rio sama Helen lagi berdua duduk diatas ayunan, ayunan tempat biasa aku dan Rio main 'truth or dare'. Aku melihat mereka penuh dengan tawa, bahagia dan sesekali Rio mengacak rambut Helen dan mencubit pipinya. Hal yang selalu dilakukan Rio untukku di taman ini dan hal itu juga yang di lakukannya ke Helen. Perih.

Di taman ini pertama kalinya aku dengerin lagu More Than Words di mainkan.

Di taman ini pertama kalinya aku meluk Rio dan bilang 'Cesya sayang Rio.'

Di taman ini pertama kalinya Rio ngaku kalau dia baru jadian sama Helen.

Di taman ini pertama kalinya aku berani nyiksa diri sendiri dengan cara duduk diam ditengah hujan deras.

Dan..

Di taman ini pertama kalinya aku nyadar kalau aku sayang sama Rio.

Dan yang paling utama..

Di taman ini pertama kalinya aku ngeliat gimana Rio dan Helen pacaran, gimana wujud Helen sebenarnya, gimana perhatian yang Helen kasi ke Rio dan semuanya yang selama ini pengen ku tau dan sekarang aku udah tau.

Aku melangkahkan kakiku untuk pulang, kembali kerumah dan menunggu hari esok untuk pergi. Sekarang aku malah semakin mantap kalau keputusan aku untuk pergi adalah hal yang terbaik buatku.

Sampai di kamar aku duduk di meja belajarku, mengambil sepucuk kertas dan pena dan mulai menulis.

untuk rio.

makasi ya buat semuanya yang udah rio kasi ke cesya. more than wordsnya juga ga bakal pernah cesya lupain. makasi karna rio udah mau manjain cesya, bujuk cesya kalau lagi ngambek dan berusaha selalu ada buat cesya kalau cesya lagi butuh.

tapi cesya tau kalau rio gak nganggap cesya lebih, mungkin rio cuma nganggap cesya temen biasa. tapi tau ga? cesya itu sayang sama rio :') sayang banget. cesya baru nyadar kemaren waktu rio pergi ninggalin cesya sendiri di taman buat minta maaf ke helen. disitu cesya gak terima kalau tenyata rio lebih mentingin helen daripada cesya. hehe, cesya bodoh ya :D jelas-jelaslah rio bakalan lebih mentingin helen, wong helen weweknya rio. hehe :p

tapi jujur ya. cesya ga sanggup ngadepin ini semua, cesya ga sanggup liat rio senang karena bisa ngedate sama helen. cesya gak sanggup denger cerita rio tiap hari mengenai helen. cesya yang sekarang bukan cesya yang dulu. kalau cesya yang dulu selalu senang kalau rio cerita tentang helen tapi cesya yang sekarang enggak. cesya yang sekarang bakalan nangis dan nyiksa diri kayak semalam lagi kalau denger rio cerita tentang helen, apapun itu. itulah yang buat cesya murung akhir2 ini. sori ya:(

cesya mungkin emang pengecut karena gak ngomong lansgung ke rio. tadinya cesya mau pamit ke rio, tapi cesya tadi liat rio lagi sama helen di taman. diatas ayunan tempat main truth or dare kemaren,hehe;) jadi cesya pamit lewat surat aja yaa.

hmm, besok cesya bakalan berangkat ke belanda bareng tante mira. setahun. cesya mau happy2 dulu disana, cesya mau lupain masalah ini, cesya mau membuat kekuatan baru untuk menerima kenyataan kalau rio udah ada yang punya. hehe, ini beneran loh. ini semua cesya lakuin karena cesya sayang sama rio. cesya ga sanggup kalau harus mendam ini terus. setahun ga lama kok. cesya janji, tahun depan kalau cesya udah balik ke indonesia cesya bakalan siap nerima kenyataan kalau rio sama helen pacaran. cesya bakalan siap kalau rio cuma nganggap cesya sebagai teman. cesya janji:)

ohyaa, kalau misalnya rio kangen sama cesya untuk diajak main di taman ajak helen aja yaa. cesya ikhlas kok, cesya ikhlas kalau taman itu juga jadi taman yang penuh kenangan buat kalian berdua. taman itu tempat paling keren untuk berdua sama orang yang di sayang dan cesya udah ngerasain itu hampir 2 bulan. tiap malam kita pasti berdua duduk disitu sambil main mtw. hehe, cesya ga bakalan lupa.

hmm, tanya helen dia suka lagu apa terus rio mainin di taman itu juga dengan cara rio mainin ke aku kemaren. aku jamin helen bakalan makin sayang ke rio karena kejadian itu yang bisa buat cesya sayang sama rio.

cesya pamit yaa, setahun lagi jemput cesya di bandara bareng sama helen.

daaaaaaaaah rio :) gonna miss you.

cesya.

"Ma, kalau ntar Rio nyariin Cesya kasi surat ini aja ya." Kataku kepada mama pas aku dan Tante Mira bakalan masuk ke ruang tunggu.

"Loh, kamu belum pamit?" Tanya mama bingung dan aku menggeleng sambil tersenyum.

"Jangan lupa kasi ya ma. Cesya pergi, daaaaah mama." Aku mencium pipi mama. "Cesya pergi ya pa." Aku mencium pipi papa.

"Setahun lagi Cesya balik,hehehe. daaaaah." Aku dan Tante Mira masuk kedalam ruang tunggu sedangkan papa sama mama diluar melambaikan tangannya. Aku mendesah nafas berat dan masuk kedalam pesawat ketika waktunya udah tiba untuk berangkat. 'Cesya pergi ya Rio.' Kataku dalam hati.

*setahun kemudian*

"Cesyaaaaaaaaaaaa!!! Mama kangen banget sama kamu sayang. gimana disana?" Tanya mama ketika aku baru lekuar dari bandara dan masih mendorong koper.

"Hehe, seru banget ma! tahun depan Cesya kesana lagi yaa."

"Gak boleh."

Suara itu.. Suara itu yang pengen aku dengar sekarang. Pemilik suara itu yang aku inginkan sekarang.

Aku menoleh dan mendapati Rio bersama dengan seorang cewek berambut panjang dan memiliki wajah oriental berdiri bersampingan di belakangku. "Rio!!!!" Aku langsung memeluk Rio dengan eraaaaaaaaaaaaaaat sekali. Aku kangen sama dia, aku gak mikirin gimana perasaan ceweknya melihat aku memeluknya. yang penting sekarang aku ingin menghilangkan rasa kangenku dengan cara memeluknya dengan erat.

"Kamu jahat ya." Kata Rio. Aku melepas pelukanku.

"Jahat?"

"Iya. Kamu jahat banget."

"Kenapa?"

"Mau pergi jauh dan lama bukannya pamit dulu. terkejut tau gak pas tante bilang kamu pergi ke Belanda dan ngasi surat ini." Kata Rio sambil menunjukkan surat yang setahun lalu aku tulis dengan sedikit tangisan.

"Hehe, yang penting sekarang aku udah balik kan?" Jawabku gak mau kalah.

"Ya ya. terserah."

"Ih? Rio ngambek?"

"Enggak."

"Serius laah."

"Iya. Nih surat balasan dari aku." Rio memberi sepucuk surat dan aku membukanya.

buat cesya.

aku juga sayang sama cesya. beneran.tapi aku gak bisa ngelepasin helen. sori:( aku sayang sama dia, sayang kali dan rasa sayang itu gak pernah habis ces. aku gak tau apa yang buat kayak gini, tapi mungkin karena dia cewek yang bener-bener bisa nerima aku apa adanya. dan kamu tau kan gimana perjuangan aku dapetin dia? kamu tau kan gimana susahnya aku untuk bisa jadian sama dia? itu yang buat aku gbsa ngelepasin helen.

tau ga? demi dia aku relain semuanya. kemaren pas kamu nyuruh aku hubungi helen,aku balik ke rumah mau nelfon dia, tapi di reject. aku udah gak bisa mikir lagi, aku kepikiran dia terus, aku sedih. akhirnya aku jalan kerumah dia, gak pake kendaraan. tau-tau di tengah jalan malah hujan, akhirnya aku terpaksa lari-lari ke rumah dia, basah-basahan padahal kamu tau kan kalau semalamnya aku lagi demam? ini demi dia ces. sori kalau kamu sedih baca surat ini, tapi emang ini yang aku rasain. bener apa kata mama kamu, aku juga sayang sama kamu tapi mungkin bukan sebagai pacar hanya sebagai adik. adik yang suka dimanjain, adik yang suka rambutnya diacakin, adik yang suka dimainin lagu mtw, adik yang masih suka di nina boboin, hanya itu.

pas kamu baca surat ini kamu udah pulang dari belanda, berarti kamu gak boleh nangis-nangis lagi. kamu gak boleh nyiksa diri lagi. aku udah bilang ke helen, aku udah ceritain semuanya dan dia bilang dia gpp kalau misalnya kita deket. dia tau kalau kamu sayang sama aku dan dia malah bilang kalau aku gak boleh ninggalin kamu, aku harus ada buat kamu. dia baik kan?:) aku gak salah milih cewek. hehehe

kita bisa mulai semuanya dari awal kan? hehe. aku emang udah ada yang punya tapi bukan berarti aku gak boleh tiap malam sama kamu di taman lagi. kita masih bisa kok, kamu tenang aja. rio tetep ada buat cesya:)

sesuai kemauan kamu, aku bawa helen tuh buat jemput kamu. dia udah gak sabar pengen ngeliat kamu, dia selalu ketawak kalok aku ceritain tentang kamu. tentang gimana kalau kamu ngambek,hehe. pisss V

rio.

Aku tersenyum. bener dugaan aku dan tujuan aku tercapai. sekarang aku udah bisa nerima kenyataan kalau mereka pacaran buktinya sekarang aku bukannya nangis,hehe. aku senang!

"Haloo, saya Cesya. kamu Helen ya?" Kataku menjulurkan tangan ke Helen.

"Iya. Hai Cesya." Kata Helen dengan lembut sambil menjabat tanganku.

"Eh, sekarang tanggal berapa?" Tanyaku kepada Rio.

"13 september 2010. kenapa?"

"Ehm. kalian berdua harus traktirin Cesya buat 1st anniversary kalian. hehe, ayooookk. makan dimana kita? Cesya udah pengen banget makan rendang nih." Kataku sambil menggandeng tangan mereka berdua.

"Kamu kok bisa tau Ces? Aku aja ga inget loh." Kata Helen.

"Cesya gitu. hehehe." Jawabku PD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar