Pages

Selasa, 22 Juni 2010

RODAR + NOVA :)

Holaa semua, perkenalkan nama aku Nova Chntya Sinaga. hm,aku sebenarnya orang medan tapi karena Papa dan Mama ku harus pindah kerja ke Jakarta. jadilah sekarang aku menetap di kota metropolitan yang padat ini.
Sebenarnya tanggung banget kalau aku mesti pindah ke Jakarta, karena aku udah menjalani satu semester di sekolahku di Medan. Tapi,karena aku anak tunggal, papa dan mama gak mengijinkan aku untuk tetap tinggal di Medan sampai kenaikan kelas. yah, mau ga mau aku harus menuruti apa kata kedua orangtuaku.

Hari ini adalah hari pertamaku di sekolah baruku, jarak dari rumah ke sekolah nggak terlalu jauh kok. sekolah ku berada di luar komplek perumahan tempatku tinggal. Hanya perlu berjalan sekitar 15 menit dan aku akan sampai di sekolah baruku. Aku menolak ajakan papa untuk pergi bareng, yah, bisa di bilang aku termasuk anak yang mandiri. Aku paling ga suka yang namanya di manja kalau bisa kulakukan sendiri. why not?

Aku berjalan di pinggir jalan komplek sambil membaca buku panduan sekolah baruku, angin pagi menyapaku membuat poni dan rambutku jadi tidak beraturan lagi. Kebetulan komplek perumahan ini masih mempunyai banyak pohon jadi angin masih sering bertiup disini. Ketika sedang merapikan rambutku tiba-tiba...

"awww..." teriakku. sepertinya kaki ku tergesek oleh besi yang tajam.
"ow, maaf." kata seorang cowok. setelah sadar ternyata kaki ku tergesek oleh pedal sepeda cowok ini. kaki ku mulai mengeluarkan darah sedikit-sedikit. lalu si cowok yang tidak ku kenal ini turun dari sepedanya mengeluarkan plester dari kantung celana nya dan memplester kaki ku yang luka. Baru kusadari ternyata cowok ini juga memakai seragam yang sama sepertiku. Kemeja putih pendek di tambah rompi biru kotak-kotak dan celana selutut kotak-kotak. yah, itu memang seragam dari sekolah baruku tetapi aku tetap memakai rok. haha :D

Setelah memplester kaki ku yang luka si cowok ini langsung naik ke sepedanya dan mengayuh sepedanya menjauh. aku belum sempat mengajaknya kenalan bahkan mukanya pun belum ku lihat secara jelas. aku penasaran sekali? kenapa si cowok tadi begitu dingin cuek dan cool? aku penasaran. ada rasa tertarik dalam hatiku. Karena terlalu serius melamun aku tidak menyadari kalau ada orang yang memanggilku dari belakang.

"selamat pagi.." kata mereka. Ada 4 cowok dengan seragam yang sama sepertiku di hadapanku sekarang. mereka berada di atas sepeda masing-masing.

"anak baru yah?" tanya seorang cowok yang bisa di bilang cakep, kulitnya hitam manis dan senyum nya bisa membuat cewek-cewek meleleh dan aku pun merasakannyaa. Aku terdiam dan hanya bisa mengangguk. 'cakep banget sih.' batinku.
"pindahan dari mana?" kali ini seorang cowok yang bawaan mukanya jayus, memiliki senyum yang ga kalah indah dari cowok yang pertama, suaranya nyaring dan sepertinya anaknya asik.
"medan." jawabku singkat. mengapa pagi-pagi gini aku sudah harus dihadapkan pada cowok-cowok setampan mereka? belom lagi 2 cowok di belakang. satu memiliki muka yang cuteeeeee banget, rambutnya yang lumayan panjang itu justru makiin menambah kecakepannya. dan yang satu lagi, mukanya yang manis, senyumnya juga menenangkan sepertinya diantara mereka ber-4 cowok ini yang paling bijak.

"ohiya kita belom kenalan gue Rio." kata cowok hitam manis tadi.
"gue Ozy." kata cowok yang ke-2.
"gue Ray." kata cowok yang cute.
"gue Deva." kata cowok yang aku bilang bijak.

aku hanya mengangguk dan berkata "aku Nova." sambil tersenyum. senang banget rasanya bisa dapat teman baru.

"sekolah di SMP.idocil juga yah?" tanya Rio.
"iya,hehe." jawabku sambil tertawa kecil.
"kaki lo kenapa?" kali ini Deva yang bertanya sambil menunjukkan plester di kaki ku.
"oh, gpp kok tadi ada yang nyerempet." jawabku.
"ohya, berangkat bareng kita aja yuk. ntar lo telat masuk sekolahnya." usul Ozy.
"hah?berangkat bareng?" tanyaku bingung. bagaimana bisa aku berangkat bareng mereka sedangkan mereka naik sepeda.
"lo di bonceng sama Ozy tuh. dia kan punya boncengan." kata Ray. "tapi lo berdiri,gpp kan?" sambung Ozy. Aku mengangguk dan naik ke boncengan Ozy.

Sesampainya di sekolah, ke-4 cowok tadi memarkirkan sepedanya di parkiran sepeda lalu mereka ber-4 menemani ku masuk ke sekolahan.

"lo kelas 7 berapa?" tanya Rio.
"belum tau, nih mau ke kantor sekretariat dulu mau nanya kelas."
"oh kalau gitu, lo ntar jalan lurus terus belok kanan. disebelah kanan ada ruangan sekretariat." jelas Rio.
"oke, thanks ya." jawabku kepada Rio.
"makasih juga ya Zy." kataku kepada Ozy sambil memberinya sebuah senyuman.

Aku menuju ke ruang sekretariat dan melapor kalau aku murid pindahan. lalu petugas di sekretariat menyuruhku menunggu sampai bel masuk karena nanti beliau lah yang akan langsung menunjukkan kelasnya kepadaku. Setelah bel masuk berdering aku disuruh mengikuti beliau. Sesampainya di sebuah kelas yang bertuliskan 7-3 beliau masuk dan bicara sebentar kepada guru yang di dalam kelas, ga lama kemudian petugas sekretariat itu keluar dan menyuruhku masuk.

"kita kedatangan murid baru pindahan dari medan." kata pak guru itu. "silahkan perkenalkan dirimu nak." sambungnya. Aku mengangguk.

"selamat pagi teman-teman semua, nama saya Nova Chntya Sinaga saya pindahan dari medan.saya pindah karena kedua orang tua saya pundah kerja ke sini. jadi saya mohon teman-teman semua mau membantu saya dan mau berteman dengan saya.terimakasih." kata ku lancar sambil menunduk.
"baiklah,kalau begitu kamu silahkan duduk di sebelah Ozy." kata pak guru.

Mendengar nama Ozy aku langsung melihat bangku yang di tunjuk pak guru dan melihat Rio,Deva,Ray juga duduk di dekat-dekat situ mereka tersenyum. Aku berjalan mendekati bangku Ozy dan duduk.

posisi tempat duduknya seperti ini :

Deva Ray
Aku Ozy
kosong Rio

pelajaran pun dimulai, aku tidak terlalu susah untuk menerima pelajaran disini karena di sekolah ku yang di medan aku termasuk anak yang gampang menerima pelajaran.
Ketika sedang asik mengerjakan soal latihan bersama Ozy ada yang mengetuk pintu kelas aku tidak mengacuhkan itu karena aku sedang asik dengan soal matematika ku.

"darimana aja lo vin sekarang baru muncul?" tanya Rio.
"biasalah pengarahan pak duta untuk pertandingan futsal besok." jawab cowok itu.

Aku berbalik menghadap Rio untuk meminjam penghapusnya dan aku shock karena cowok yang tadi menyerempetku dengan sepedanya adalah cowok yang duduk di samping Rio.

"ohya vin, ini murid baru dari medan. namanya Nova." kata Rio kepada cowok itu. "Nova ini Alvin." sambungnya. oh,ternyata nama cowok cool tadi Alvin. aku mengangguk dan menyodorkan tanganku kepadanya "Nova." kataku dan diapun menyodorkan tangannya "Alvin." jawabnya dingin. Aku langsung berbalik ke mejaku dan berusaha berkonsentrasi dengan soal tapi ternyata gak bisa. sikap dingin Alvin juga udah buat otakku dingin.

Ketika bel istirahat berdering. Aku yang baru mempunyai sedikit teman hanya bisa diam di tempat duduk. Setelah menolak ajakan Ozy untuk ke kantin bareng. Tiba-tiba ada yang mendatangi ku, seorang cewek yang baik sepertinya.

"aku Keke." kata cewek itu sambil menyodorkan tangannya.
"Nova." jawabku sambil tersenyum.
"kamu beruntung banget yah bisa duduk disini. bisa deket sama RODAR." kata Keke murung.
"RODAR?" tanyaku bingun. aku ga ngerti RODAR itu apa.
"iya, Rio Ozy Deva Alvin Ray."
"oh, geng mereka yah?" tanyaku masih bingung.
"iya, mereka berlima adalah cowok tercakep di sekolah ini. geng mereka terkenal banget. banyak banget cewek yang naksir sama mereka apalagi sama Alvin. bejibun cewek yang nembak dia semester ini tapi apa hasilnya? di tolak!." jepp! Alvin banyak yang suka? cowok cool yang tadi nyerempet aku banyak yang suka? waww. Aku hanya diam karena gatau mau bilang apa.

Ga lama setelah Keke balik ke tempat duduknya RODAR datang dan menghampiriku, tapi Alvin gak ada. kemana Alvin? aku penasaran.

"nih, ada roti buat lo." kata Ozy yang menyerahkan roti coklat kepadaku. Aku menerimanya sambil tersenyum. "thanks." jawabku.
Rio,Ozy,Deva dan Ray pun asik ngoceh-ngoceh dan kadang tertawa, yang menganggu pikiranku saat ini adalah dimana Alvin? kenapa Alvin gak gabung sama temen-temennya yang lain? Tiba-tiba Alvin datang menghampiri teman-temannya yang duduk di belakangku.

"eh, atlit kita baru muncul.haha." goda Rio. atlit? aku mencoba mendengar lebih banyak pembicaraan mereka.
"ah,diam lo. gue laper nih latihan mulu,bagi makanan dong." kata Alvin sambil memandang teman-temannya. "jiah,masa ga ada yang bawa makanan buat gue sih?" sambungnya lagi.
"hm,tadi gue ada beli roti coklat kesukaan lo,tapi karena lo ga ada gue kasi ke Nova abisnya dia ga jajan sih." jawab Ozy. oke,namaku sudah terseret dalam pembicaraan ini, spontan aku berbalik dan berkata. "nih,buat kamu aja. aku ga lapar." kataku sambil menyodorkan bungkusan roti coklat yang belum ku buka. sejenak Alvin menatapku yang membuat sekujur tubuhku seakan di timpa es,lututku lemas tapi aku mencoba untuk memberinya senyuman dan akhirnya YES!! Alvin menerima roti coklat tadi sambil berkata "makasih."

bel pulang pun berbunyi dan Rio Ozy Ray Deva mengajakku pulang bareng lagi.

"Nov,pulang bareng yok." ajak Ozy. Tapi aku masih penasaran banget sama Alvin. tadi Alvin katanya ga bisa pulang bareng teman-temannya karena katanya mau latihan di sekolah. Aku ingin melihat Alvin latihan apa. "aku pulang belakangan aja deh,mau liat-liat dulu." jawabku seadanya sambil memasukkan buku kedalam tas.
"trus ntar lo pulang sama siapa?" tanya Ray. "hm,kan jalan kaki bisa.sekalian olahraga.haha." jawabku.
"yaudah deh,kalo gitu kami duluan yah." kata Rio. "hati-hati lo." sambung Deva.
"iyaaa.byee." kataku sambil melihat mereka keluar kelas.


Oke,sekarang tujuanku kemana? aku bahkan belom nanya sama Rio dimana lapangan sekolah. bodohnya, akhirnya deengan bermodalkan naluri aku berjalan menyusuri koridor-koridor kelas. Sekolah udah sepi, hanya tampak beberapa anak yang mungkin masih punya tugas. setelah berjalan cukup lama,aku mendengar ada suara... "nah,bagus..iya teruss..bobol gawangnya..oper..oper.." aku makin mendekati sumber suara dan.. BRAVOO! aku menemukan lapangannya. ternyata lapangan sekolah ada di belakang sekolah dan setelah ku lihat-lihat banyak penonton di pinggir lapangan mayoritas cewek dan setelah aku mempertajam pendengaranku ternyata mereka menyorak-nyorakkan nama Alvin. "alvin...alvin..alvin" ternyata benar apa kata Keke, banyak banget yang suka sama Alvin dan hampir semuanya cantik! aku jadi minder sendiri.
Aku berjalan mencoba mencari tempat duduk dan aku menemukannya. Aku duduk dan mengeluarkan fruit-tea anggur yang sempat ku beli di kantin tadi. Aku memerhatikan anak-anak yang sedang asik bermain bola itu, aku mencari sosok Alvin dan aku menemukannya. dia sedang menggiring bola mendekati gawang dan dia sungguh sangat terlihat semakin cool dengan pakaian bolanya, apalagi dengan keringat yang mulai membanjiri mukanya. semakin terlihat tampan!

setelah puas melihatnya dan latihan bola nya sudah selesai aku berjalan sendiri menuju gerbang sekolah, sekarang saatnya pulang. sekarang aku udah ngerti dari info yang kudapat dari fans nya Alvin. Alvin itu adalah atlit bola andalah sekolah ini, dan katanya besok adlah pertandingan final nasional. pantas saja Alvin jarang ngumpul bareng teman-temannya. Sampai di gerbang sekolah...

tik..tik..tik

"sial hujan! gimana nih aku pulang kalau hujan. ck!" umpatku.

hujan semakin deras dan bukannya malah cepat berhenti tampaknya hujan ini senang sekali mengganggu ku. Aku berdiri di halte bus yang ada di depan sekolahku paling tidak disini aku tidak basah kena hujan tapi tetap aja aku merasa dingin. Tiba-tiba, Alvin cowok yang menarik perhatianku sejak tadi pagi duduk di sampingku sambil menatap lurus kedepan. ditangannya ada botol pocarisweat yang tinggal setengah. Aku menatapnya dan dia juga menatapku. Aku merasa bodoh akhirnya mengalihkan pandangan ke jalanan yang basah. Sepeda Alvin ada di sampingnya, di samping bangku halte dan kelihatan basah. Aku memeluk diriku sendiri, aku merasa sangat kedinginan.

"pake nih." kata Alvin menyodorkan jaketnya. sumpah aku terkejut! aku bingung dan hanya menatapnya dengan pandangan tidak percaya. "pakai, ntar lo sakit." sambungnya. aku mengangguk dan menerima jaket dari Alvin dan memakainya.Kehangatan mengalir di seluruh tubuhku.
"kok belom pulang?" tanya Alvin lagi. tapi matanya tetap menatap lurus kedepan. Aku berpikir, gamungkin aku mengatakan kalau aku mencarinya. "tadi ke perpus." kata-kata itu mengalir begitu saja. Hujan semakin mereda dan berhenti tapi tetap aja anginnya membuatku kedinginan, jaket Alvin lah yang menghangatkan ku saat ini. Alvin beranjak dari tempat duduknya,menarik sepedanya ke jalanan dan naik ke sepedanya.

"lo pulang sama siapa?" tanya nya mengejutkanku.
"hm,sendiri lah." jawabku polos.
"rumah lo di komplek RCTI kan?" tanyanya lagi. Aku mengangguk. "gue juga,gamau nebeng?" tanyanya. Aku shock,lututku lemas. kenapa Alvin selalu bisa membuatku seperti ini? "mau ga?" tanyanya lagi. "ga ngerepotin?" oke,ini pertanyaan yang bodoh batinku. Alvin menggeleng "buruan naik." Akupun naik di boncengan nya, karena boncengannya sama kayak Ozy aku harus berdiri dan mau ga mau aku harus megang bahunya Alvin. sepanjang perjalanan aku hanya merutuki jantungku yang gabisa diam.

Sejak Alvin mengantarku pulang, kecuekan Alvin kepadaku selama ini sudah agak berkurang atau hanya perasaan ku saja. Tapi, sejak sekolah mereka memenangkan pertandingan bole nasional itu Alvin jadi semakin sering ngumpul bareng RODAR dan Alvin udah sering bicara samaku. YEAY! inilah yang kuinginkan. Ketika pelajaran Biologi, kami disuruh membedah kodok. dan syukurnya aku sekelompok bersama sahabat-sahabatku RODAR. ohya,aku belum cerita yah? kalau sekarang aku dan RODAR udah kompak banget. RODAR sering datang kerumahku dan juga RODAR lah yang membela ku waktu aku di labrak sama kakak kelas karena aku deket sama mereka. Aku seneng banget.

di lab.bio

"oke,masing-masing ketua silahkan ambil kodok yang hendak di bedah dalam ember ini ya." kata Bu Winda sambil menunjukkan ember besar warna merah yang ada di pojokan.
"sana ambil Nov." kata Rio. Oke,ini sial banget! aku terpilih jadi ketua di kelompok ini dan aku paling benci sama kodok! huaa!
"ah yo, aku ga berani aku paling benci sama kodok. kamu aja yang ambil yah." kataku sambil menarik-narik baju Rio. anak-anak lainnya malah ketawa. "harus ketua katanya." tambah Ozy. "gpp Nov, kodoknya ga makan orang kok." timpal Ray
"iih, kalian jahat ahh." kataku pura-pura ngambek. "jiah,jangan ngambek dong Nov. kan uda kewajiban lo ambilin kita kodok." kata Deva. oke harapanku satu-satunya tinggal Alvin.
"jadi Rio,Ozy,Deva sama Ray gamau bantuin aku?" tanyaku berharap satu dari mereka menggeleng. tapi sialnya mereka semua mengangguk puas. Aku memandang Alvin dengan pandangan minta tolong berharap Alvin mengerti. "apa?" tanya Alvin sambil tertawa kecil. "ambilin kodoknya dong Vin." kataku manja. "jiah,haha." Alvin berdiri "dasar manja." katanya sambil mengacakacak rambutku dan tertawa. Tapi ternyata Alvin mengambilkan kodoknya dan aku tertawa senang. "makasih yaa Alvinn." kataku seperti anak-anak. "ehm..ehm.." kata Rio Ozy Deva Ray serentak sambil memegang tenggorokan mereka masing-masing.
"aduhh,gue batuk nih." kata Rio "iya sama gue juga,tenggorokan gue gatel banget.ehmm.." tambah Ozy "ada obat batuk ga Nov?" tanya Deva "huah, ehm..ehm..ehm.." tambah Ray. yah,mereka cuma bercanda dan hendak menggodaku.
"kalian apaan sih?udah ah buruan nih potong." kataku kesal, Alvin hanya tertawa melihat tingkah laku teman-temannya itu.
"apanya Nov yang di potong?" tanya Ozy.
'kuping kamu." balasku kesal. RODAR pun tertawa dan ntah apa yang merasuki ku akupun tertawa.

Hari ini kami sedang ngumpul-ngumpul di taman komplek, yah sepertinya udah jadi kewajiban kalau setiap sore ngumpul disini. tadi aku di jemput sama Rio. Terkadang aku sangat merasa beruntung karena menjadi satu-satunya cewek di antara mereka, kalau mau bermain disini aku pasti selalu di jemput kadang sama Rio kadang Ozy Deva maupun Ray, Alvin juga sering. hehe beruntung kan aku? Tapi hari ini Alvin ga bisa ngikut ngumpul karena katanya dia harus nemani Oma nya ke salon. Jadilah aku,Rio,Ozy,Deva dan Ray duduk di bawah gazebo yang ada di taman ini. Aku yang sedang asik membaca novel yang ku bawa terkejut mendengar pertanyaan Rio...

"Nov,lo suka kan sama Alvin?" tanya Rio tiba-tiba.
"hah?apaan sih?" aku balik bertanya sambil berpura-pura fokus sama novel ku tadi walaupun gabisa.
"jujur aja sama kita Nov,lo suka kan sama Alvin?" tanya Rio lagi.
"ga ngerti ah." jawabku seadanya karena emang aku gatau apakah aku suka atau engga sama Alvin.
"Nov,kita sahabat lo." sekarang Deva angkat bicara "seharusnya kalau lo anggap kita sahabat lo, lo mau dong sharing sama kita." lanjut Deva.
"sharing apaan sih woy? aku ga ngerti kalian bicarain apa." jawabku jujur, emang aku ga ngerti kenpa tiba-tiba mereka mendesak aku gini.
"ketauan lagi dari sikap lo kalau lo suka sama Alvin Nov." kata Ray "sikap lo beda." tambahnya.
"beda gimana? sikap aku ke Alvin sama ke kalian sama kok. gak ada beda,kalian sama-sama sahabat aku kan." jawabku polos.
"kami tau kok Nov,lo suka sama Alvin." jawab Ozy.
"oke,sekarang aku butuh penjelasan. Rio jelasin sama aku apa yang terjadi." kataku menatap Rio lekat-lekat.
"kami ngeliat sikap lo ke Alvin beda Nov, tiap ada Alvin lo pasti seneng nya ga karuan tapi kalau ga ada Alvin kayak gini lo malah lebih banya diamnya. Alvin juga sama kayak lo. jadi kami pengen nanya sama lo berdua." jelas Rio. "jadi kalian juga uda nanya ke Alvin?" tanyaku penasaran. Mereka berempat menggeleng "kami pengen tanya sama lo dulu." jawab Deva.

Mungkin sekarang saatnya aku harus terbuka sama mereka, mungkin sekarang saatnya aku harus cerita yang sebenarnya sama mereka.

"jujur, aku gatau sama apa yang aku rasa sekarang. Sejak pertama kali ngeliat Alvin aku uda tertarik sama sikap cool nya,aku jadi semakin penasaran dan mencoba mencari info lebih banyak tentang dia. Setelah dia ngantar aku pulang.." Rio Ozy Deva Ray tampak bingung dan saling pandang, mereka belom tau kalau aku penah di antar sama Alvin "sikap dia berubah mencair,dia baik dan care banget sama aku. Aku deg-degan kalau dekat dia. apa itu yang namanya suka? aku gatau. kalau itu yang namanya suka berarti aku suka sama Alvin." kataku.

Rio Ozy Deva Ray tampak senang dan tertawa,aku bingung.

"kok ketawa sih? ada yang lucu?" tanyaku. mereka menggeleng. "akhirnya Alvin suka juga sama cewek." kata Rio.
"hah?apaan?" tanyaku bingung.
"dari TK sampai sekarang Alvin belom pernah yang namanya suka sama cewek, dia selalu tertutupdan hanya terbuka sama kita-kita tapi semenjak lo datang dia berubah Nov. keliatan banget kalau dia suka sama lo dari kepedulian dia sama lo. dia mau ngantar lo pulang, dia mau ngambilin lo kodok dia mau ngebantu lo. sebelum ini Alvin ga pernah ngebantu cewek, dia cuek banget. itu tandanya dia suka kan sama lo?" jelas Rio. Ada kesenangan dalam hatiku yang gabisa kuungkapkan dengan kata-kata. aku hanya tersenyum lebar "yang benar?" tanyaku dan mereka semua mengangguk sambil tersenyum.

Malamnya aku dapat sms dari Alvin

nov,gw di dpn rmh lo kluar dong.

dengan cepat aku langsung keluar rumah dan mendapati Alvin sedang bersandar di tembok rumahku dengan sepeda yang di letakkannya di depannya.

"tumben malam-malam kesini? mau ngumpul yah?" tanyaku. Alvin menggeleng.
"gue mau ngajak lo ke suatu tempat,boleh?" tanya Alvin semangat dan aku langsung mengangguk. Setelah minta ijin sama mama aku pun pergi dengan Alvin, ohya di bonceng loh. haha.

Malam ini indah banget, bintang bertaburan di langit banyaaaaaaaaaaak banget di tambah dengan bulan purnama yang terang. Alvin membawaku keliling komplek dan berhenti di suatu tempat yang indaaaaaaah banget.

Taman yang indah karena banyak banget lampu berwarna-warni disitu. dan juga setelah ku perhatikan lebih cermat ternyata ini di tepi danau, aku baru tau ternyata ada danau di komplek ini. Alvin menarikku ke sebuah ayunan yang tiang-tiangnya di kelilingi lampu yang indah serasa hari natal.

Ketika duduk disitu Alvin juga duduk di ayunan di sebelahku sambil menatap bintang di langit.

"gue sama RODAR pernah buat janji disini." katanya
"hm.." jawabku masih menatap bintang yang indah.
"kita janji bakal ngajak cewek yang spesial ke tempat ini." jawabnya sambil menatapku. Aku yang setengah sadar nggak meresponnya. Setelah rohku udah utuh aku terkejut.
"hah?jadi..." tanyaku sambil menatap Alvin ga percaya, aku gabisa melanjutkan kata-kataku tadi. Aku takut salah pengertian.
"kamu cewek spesial ku." kata Alvin. dia beranjak dari ayunan nya dan berjongkok di depanku, aku yang duduk di ayunan hanya bisa diam dan berdoa dalam hati supaya ga pngsan di tempat. Alvin memegang kedua tanganku dan menatapku lekat-lekat.
"aku sayang banget sama kamu Nov, sejak pertama jumpa aku udah ngerasain yang beda sama kamu. kamu tau kan kalau aku jarang suka sama cewek, ini yang pertama kali dan aku ga mau ini membuatku kecewa." katanya. Aku mengerjap-ngerjapkan mata ga percaya cowok cool yang menyerempet kaki ku beberapa bulan yang lalu nyatain perasaannya ke aku. ini sulit di percaya!
"segitu hebatkah aku bisa buat kamu langsung syang sama aku?" tanyaku lirih.
"iya." jawab Alvin singkat dan memegang tanganku semakin kuat.

Aku bingung, Alvin ga nembak aku. dia cuma nyatain perasaanya ke aku, aku harus jawab apa? supernova bantu! seakan-akan Alvin bisa baca pikiranku dia bilang

"Nova Chntya Sinaga mau gak jadi cewek aku?" tanyanya. gaya Alvin nembak seperti cowok yang uda sering nembak cewek,gak ada kegugupan sama sekali.
"ga mungkin aku nolak kamu Alvin Jonathan Sindunata." jawabku sambil merengkuh pipi Alvin "aku juga sayang kamu." lanjutku sambil tersenyum senang.

"tapi kita ga ngasi tau RODAR nih?" tanyaku.
"ga perlu" jawab Alvin,membuatku bingung "mereka ada disini." tambahnya.
"hah?apa?" aku ga percaya.

"Mario Stevano Aditya Haling hadir!" kata Rio sambil turun dari pohon tempat persembunyiannya.
"Ahmad Fauzy Adriansyah hadir!" kata Ozy berdiri dari semak-semak.
"Anak Agung Ngurah Deva Ekada Saputra hadir!" kata Deva keluar dari rumah-rumahan yang ada disitu.
"Mohammad Raynald Prasetya hadir!" kata Ray dari belakang pohon.

"ketauan kan lo.hahaha." kata Rio sambil menunjuk Nova dan tertawa.
"huh, ga punya privasi nih kalau sama kalian." jawabku kesal.
"diantara sahabat gak ada privasi Nov." jawab Ozy sambil tiduran di rumput.
"jadi uda jdian nih ceritanya?" tanya Ray yang duduk di rumput.
"yaudalah, lo tadi ga dengar apa kata Nova?" tanya Deva. Ray menggeleng "tadi ada kucing gangguin sih, jadi gue ga konsen ngupingnya. emang apaan?" tanya Ray penasaran.
Rio udah hendak ngomong tapi langsung ditutup Nova mulutnya Rio dengan tangannya. "nothing." kata Nova.

"ga mungkin aku nolak kamu Alvin Jonathan Sindunata. Aku juga sayang kamu." kata Alvin dengan suara perempuannya.
"hahahahahaha." Ray tertawa terpingkal-pingkal sampai tiduran di rumput. Nova melepas tangannya dari Rio dan mengejar Alvin.

Ternyata persahabatan RODAR+NOVA menyenangkan yah, gak ada rahasia di antara mereka. Itulah persahabatan yang sebenarnya, suka duka di lalui bersama walaupun dalam cerita ini ga ada dukanya.
hahahahaaha :D
Ga ada kecemburuan satu sama lain membuat persahabatan mereka awet :)
jadi jagalah sahabat kalian dengan baik,karena persahabatan ga bisa di beli
dan sahabat yang ada disaat kalian membutuhkan
( amanat dari penulis,haha )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar