Pages

Selasa, 12 Oktober 2010

kenyataan yang menyedihkan

"Bukannya aku ga sayang sama kamu,tapi.." Dia mendesah nafas berat. "Aku udah jadi miliknya."
Kata-katanya tadi spontan membuat mataku berkabut. Tidak. Aku tidak boleh menangis di depannya, aku masih diam dan berharap dia melanjutkan perkataannya tadi.
"Aku sayang sama kamu." Lanjutnya.
"Aku malah ga yakin kalau kamu sayang sama aku." Jawabku dengan suara sedikit bergetar.
"Kenapa? Apa perhatian aku ke kamu selama ini kurang membuktikan kalau aku sayang sama kamu?"
"Kalau kamu sayang sama aku, harusnya kamu bisa ngelepas dia!"
"Sori. Kalau buat itu,aku gak bisa.." Air mata menetes di pipiku, harusnya aku tahu kalau dia akan jawab seperti ini. "Aku lebih dulu sayang sama dia, sebelum akhirnya kamu datang. Selalu ada buatku kalau dia gak ada." Dadaku sakit mendengar kata-katanya tadi. Apa aku hanya menjadi pelarian?
"Kamu jangan egois dong! Kamu harus milih satu, aku atau dia." Aku marah. Memang ga logis, tapi aku udah capek mendam ini sendiri.
"Aku ga mungkin maksa dia buat mutusin aku kan?"
"Sori."
"Sori? Sori buat apa?"
"Sori karena aku udah egois, sekarang terserah kamu aja mau milih siapa. Aku pasrah."
"Aku milih.." Aku menahan nafas, aku ga sanggup menerima jawaban yang akan di berikannya. "Dia."
Jlep. Semuanya gelap. Aku gak siap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar